You are currently viewing Menjaga Insting Liar Kakak Tua: Enrichment di Pusat Penyelamatan Satwa Alobi / “Preserving the Wild Instincts of Cockatoos: Enrichment at the Alobi Wildlife Rescue Center”

Menjaga Insting Liar Kakak Tua: Enrichment di Pusat Penyelamatan Satwa Alobi / “Preserving the Wild Instincts of Cockatoos: Enrichment at the Alobi Wildlife Rescue Center”

Perawatan Burung Kakak Tua di Pusat Penyelamatan Satwa Alobi Babel K.Reklamasi Timah air jangkang.
Selain pemberian pakan rutin Tim animal keeper memberi enritchment salah satu fungsinya agar burung-burung kakak tua dapat melakukan aktivitas alaminya
kegiatan-kegiatan ini di lakukan sampai mereka bisa di kembalikan lagi ke habitatnya.

     

Burung Kakak Tua merupakan salah satu jenis satwa liar dilindungi di Indonesia yang sering menjadi korban perdagangan ilegal. Di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) ALOBI Babel yang terletak di Kawasan Reklamasi Timah, Air Jangkang, Bangka Belitung, perawatan burung kakak tua dilakukan secara intensif untuk memastikan kesejahteraan satwa dan mempersiapkan mereka agar dapat dikembalikan ke habitat alaminya.

Kakak tua (beberapa jenis seperti Cacatua galerita, Cacatua alba, dan Cacatua moluccensis) berasal dari wilayah Indonesia bagian timur seperti Maluku, Papua, dan pulau-pulau sekitarnya. Habitat alami mereka adalah hutan hujan tropis, mangrove, hingga wilayah hutan sekunder. Namun karena perburuan dan deforestasi, populasi mereka semakin menurun.

Penyebaran kakak tua di Indonesia kini terbatas dan terancam. Satwa ini menjadi sasaran perdagangan ilegal karena warna bulunya yang menarik dan kemampuannya meniru suara manusia. Karena alasan tersebut, burung kakak tua dilindungi oleh hukum berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya serta Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Perdagangan spesies ini juga diatur dalam daftar Appendix I CITES, yang berarti dilarang untuk diperdagangkan secara internasional kecuali untuk kepentingan non-komersial yang sangat terbatas. Menurut IUCN Red List, beberapa jenis kakak tua termasuk dalam status Endangered (EN) bahkan Critically Endangered (CR).

Di PPS ALOBI, perawatan kakak tua meliputi pemberian pakan secara rutin berupa biji-bijian, buah-buahan segar, jagung, kuaci dll, Selain pakan, animal keeper juga memberikan enrichment atau rangsangan lingkungan, seperti tali gantungan, cabang kayu, dan mainan interaktif. Tujuannya adalah untuk merangsang perilaku alami burung seperti memanjat, menggigit, bermain, dan berkomunikasi. Kegiatan ini penting untuk menghindari stres, apatis, atau perilaku abnormal yang muncul akibat kebosanan dan keterbatasan gerak di kandang rehabilitasi.

Faktor stres pada kakak tua dapat disebabkan oleh kebisingan, perubahan lingkungan mendadak, interaksi manusia yang berlebihan, atau kurangnya stimulan alami. Oleh karena itu, animal keeper memastikan agar lingkungan kandang menyerupai habitat asli, menjaga kestabilan suhu dan kelembapan, serta mengatur interaksi secara bertahap dan penuh empati.

Semua kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari proses rehabilitasi hingga burung-burung kakak tua tersebut dinyatakan layak untuk dilepasliarkan kembali ke alam. Evaluasi medis, perilaku, dan adaptasi menjadi indikator utama dalam menilai kesiapan pelepasliaran, sehingga mereka dapat bertahan hidup secara mandiri di habitat aslinya.

#wildliferescue#alobibabel#bangkabelitung#enrichment#cockatoo

 

English version

“Preserving the Wild Instincts of Cockatoos: Enrichment at the Alobi Wildlife Rescue Center”

Cockatoo Care at the Alobi Babel Wildlife Rescue Center, Kampoeng Reklamasi Timah Air Jangkang.
In addition to routine feeding, the animal keeper team provides enritchment, one of its functions is so that the cockatoo can carry out their natural activities.
These activities are carried out until they can be returned to their habitat.

   

Cockatoos are one of the protected wildlife species in Indonesia that are often victims of illegal trade. At the ALOBI Babel Wildlife Rescue Center, located in Kampoeng Reklamasi Timah, Air Jangkang, Bangka Belitung, cockatoo care is carried out intensively to ensure animal welfare and prepare them to be returned to their natural habitat.

Cockatoos (several species such as Cacatua galerita, Cacatua alba, and Cacatua moluccensis) come from the eastern part of Indonesia such as Maluku, Papua, and the surrounding islands. Their natural habitat is tropical rainforests, mangroves, and secondary forest areas. However, due to hunting and deforestation, their population is decreasing.

The distribution of parrots in Indonesia is now limited and threatened. This animal is the target of illegal trade because of its attractive feather color and ability to imitate human voices. For this reason, parrots are protected by law based on *Law Number 5 of 1990* concerning the Conservation of Natural Resources and Ecosystems and *Government Regulation Number 7 of 1999* concerning the Preservation of Plant and Animal Species. Trade in this species is also regulated in the *Appendix I CITES* list, which means that it is prohibited to be traded internationally except for very limited non-commercial interests. According to the *IUCN Red List, several types of parrots are included in the status of **Endangered (EN)* and even *Critically Endangered (CR)*.

At Alobi wildlife rescue center, care for cockatoos includes regular feeding in the form of seeds, fresh fruits, corn, sunflower seeds, etc. In addition to feed, animal keepers also provide *enrichment* or environmental stimulation, such as hanging ropes, wooden branches, and interactive toys. The goal is to stimulate the bird’s natural behaviors such as climbing, biting, playing, and communicating. These activities are important to avoid *stress*, apathy, or abnormal behavior that arises due to boredom and limited movement in the rehabilitation cage.

Stress factors in parrots or cockatoos can be caused by noise, sudden environmental changes, excessive human interaction, or lack of natural stimulants. Therefore, animal keepers ensure that the cage environment resembles their natural habitat, maintains stable temperature and humidity, and regulates interactions gradually and with empathy.

All of these activities are carried out as part of the rehabilitation process until the cockatoos are declared fit to be released back into the wild. Medical, behavioral, and adaptation evaluations are the main indicators in assessing readiness for release, so that they can survive independently in their natural habitat.

#wildliferescue#alobibabel#bangkabelitung#enrichment#cockatoo

Writter : Nuriyani Apriza

Editor : Langka Sani

Leave a Reply