You are currently viewing Peringati Hari Primata dengan melepasliarkan primata Pulau Bangka

Peringati Hari Primata dengan melepasliarkan primata Pulau Bangka

Hari Primata Indonesia yang di peringati setiap tanggal 30 Januari ini telah diperingati selama 7 tahun sejak di cetuskan. Berbekal keprihatinan aktivis dan masyarakat akan maraknya perdagangan illegal primata di Indonesia (Kompas.com). Selain maraknya perburuan liar dan perdagangan illegal, adanya kerusakan habitat satwa juga menjadi faktor yang berperan dalam berkurangnya jumlah primata di Indonesia, termasuk di Pulau Bangka.

Adanya peringatan ini di harapkan dapat menggugah masyarakat akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem seperti menjaga keberadaan satwa, terutama hewan berjenis primata seperti Tarsius Bangka (Chephalopacus bancanus), Kukang (Nycticebus bancanus) dan Musang Pandan (Paradoxurus hermaprhroditus) yang banyak ditemui di Pulau Bangka.

Dalam rangka memperingati Hari Primata Indonesia, Alobi Foundation bersama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan, Dinas Kehutanan (dishut) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangka Tengah serta PT. Timah Tbk. melakukan pelepasliaran satwa di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Permisan, Bangka Selatan.

Satwa yang akan di lepas liarkan berjumlah 6 ekor yang terdiri atas 4 ekor kukang dan 2 ekor musang pandan. Menurut Endi Riadi selaku Manager dari Alobi Foundation, satwa tersebut sudah di lakukan rehabilitasi dan penampingan di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Alobi selama kurang lebih 3 bulan dan telah melalui pengecekan fisik untuk memastikan kelayakan kesehatan yang di lakukan oleh drh. Nur Prajoko. Pelepasliaran juga di dampingi oleh akademisi dari Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung, PLN, jelajah Bangka dan Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dari desa setempat.

Kegiatan pelepasliaran serupa telah dilakukan oleh Alobi Foundation sejak tahun 2014. Langka Sani selaku ketua dari Alobi Foundation menyatakan setidaknya 7.102 individu satwa liar telah di lakukan proses rehabilitasi yang kemudian di lepasliarkan ke alam bebas. Adanya proses rehabilitasi sebelum dilakukan pelepasliaran merupakan proses yang vital. Rehabilitasi ini bertujuan untuk melatih satwa khusunya bagi primata di Pulau Bangka seperti mentilin, kukang dan musang untuk mengembalikan kemampuan alami satwa di alam liar.

Melalui Hari Primata Indonesia yang jatuh pada tanggal 30 Januari ini diharapkan dapat mengingatkan kembali kepada seluruh lapisan masyarakat akan pentingnya menjaga dan melestarikan primata dan habitatnya.

Salam lestari!

Referensi : Kompas.com

Penulis : Kila Nurtjahya

Leave a Reply